Jumat, 21 Juni 2013

Too Beautiful To Lie (Don't Believe Her)



Hello yeorobun~

Kali ini saya datang dengan tema 'recommended movie' loh, K-Movie yang saya rekomendasikan ini adalah Too Beautiful To Lie aka. Don't Believe Her. Film ini dirilis tahun 2004 lalu yang leading actor nya adalah Kang Dong Won dan leading actress nya yaitu Kim Ha Neul. Ini film perdananya Kang Dong Won oppa loh yeorobun... Walau di Korea nya sendiri film ini tidak terlalu booming, tapi entah kenapa saya malah selalu merasa tertarik dengan film ini.

Alasannya:

1. Karena pemeran (Kim Ha Neul dan Kang Dong Won)


Pertamanya saya nggak terlalu tau Kang Dong Won itu siapa, saya mulanya download film ini juga iseng. Yang saya tau hanya Kim Ha Neul, yang sebelum-sebelumnya telah main di beberapa film (Ditto, Ice Rain, My Tutor Friend, dll). Saya pilh film ini karena tentu saja sudah percaya dengan aktingnya Kim Ha Neul eonnie. Dan ternyata setelah menonton film ini, saya baru 'ngeh' kalo Kang Dong Won itu yang berperan jadi Jung Tae Sung di Temptation Of Wolves :p (saat itu baru nonton trailer Temptation Of Wolves doang). Gara-gara terpukau sama dia di film ini dan yang lainnya, jadi semakinnn seneng deh sama oppa satu ini. Cute :D

2. Karena karakter

Di film-film Kim Ha Neul yang telah saya tonton sebelumnya, jarang sekali ada karakternya Kim Ha Neul yang seperti ini. Dia disini menjadi Joo Yeong Joo yang berkarakter bad girl, dan pembohong level 9. Gak tanggung-tanggung, dia juga pernah dipenjara karena kasus penipuan. Widihh sangar. Tetapi di film ini Kim Ha Neul jadi bad girl becomes good girl. :D

Kang Dong Won pun demikian.. Setelah saya nonton film-film Kang Dong Won yang lain (Temptation Of Wolves, Maundy Thursday, Voice Of Murderer, dll) saya nyaris tidak menemukan karakter lugu nan kocaknya lagi... Mungkin saja, ini satu-satunya film bergenre romance comedy nya, karena lagipula sepertinya dia gak terlalu suka genre seperti ini. Dalam film ini Kang Dong Won berkarakter sebagai Choi Hee Chul, cowok desa yang lugu dan polos. Di film ini dia kasiaaan banget, karena gara-gara ulah si Yeong Joo yang bikin kebohongan-kebohongan besar. Hahaa gak nahan liat ekpresi-ekspresi uniknya Kang Dong Won deh, apalagi waktu scene si Yeong Joo bohongin Soo Mi (adiknya Hee Chul) tentang pertemuan pertama Yeong Joo sama Hee Chul :D

Selain mereka, keluarganya si Hee Chul juga bikin geli karena kepolosan mereka yang memperkuat karakter-karakter mereka sebagai orang desa yang mudah dibohongi oleh si Yeong Joo.

3. Karena soundtrack

Di Korea, soundtrack juga dijunjung tinggi demi kesuksesan film. Yang saya suka dari film ini adalah soundtrack-soundtrack nya yang memilih beberapa lagu barat klasik (bahkan ada lagu tahun 1960-an). Seperti Aubrey, Come On To My House, dan Hey Paul. Selain itu soundtrack yang original Korea lain juga sama apiknya.

4. Karena cerita

Di dalam dunia drama dan film tak dipungkiri lagi cerita yang 'berat' telah lama digandrungi. Seperti misal saja sang tokoh utama mempunyai atau tiba-tiba divonis penyakit mematikan, banyak terdapat chaebol dalam film (kaum jetset), dan mungkin saja karakter si tokoh utama yang terlalu 'perfect' sering dikejar-kejar dan di kagumi banyak fans nya (seakan tampan/ cantiknya adalah mutlak, bukan relatif).

Tetapi dalam film ini tidak terdapat unsur-unsur seperti ini. Cerita dan karakter para tokohnya yang sederhana malah membuat saya penasaran akan dibawa kemana dan seperti apa dengan kesederhanaan seperti ini. Cerita seperti ini seperti cerita kehidupan sehari-hari yang tidak terlalu mengusung kemustahilan. Tentang Yeong Joo yang akhirnya berpikir untuk berusaha mendapatkan kembali cincin Hee Chul yang tak disadari ternyata telah dicuri pencopet, karena dia dalam pembebasan bersyarat dan takut apabila Hee Chul malah menuduhnya yang mencuri. Berlatar di pedesaan, film ini menampilkan view yang membuat kita yang menghayati seakan terbawa ke alam pedesaan.


Nah yeorobun, saya rekomendasikan deh film satu ini... Kapan lagi bakal mendapatkan film genre romance comedy satu-satunya uri Kang Dong Won? Kapan lagi bakal mendapatkan film dengan karakter bad girl nya Kim Ha Neul yang sedang dalam pembebasan bersyarat setelah dari penjara? Yuk mari langsung klik :D
http://klikmovies.blogspot.com/2013/04/download-too-beautiful-to-lie-subtitle-indonesia-indowebster.html

Selasa, 11 Desember 2012

Selarik Surat Untukmu

Untukmu,
Yang kutungggu
Hai masa lalu! Apa kabarmu? Apakah kau membenciku? Apa kau rasanya terganggu? Sedang apa kamu? Kuceritakan sedikit tentangku, walau kau tak mau tahu. Kemarin, jiwaku menangis tersedu. Sekarang, kubekukan kenangan dan memoriku. Esok, inginnya ku hapus harap jemu.
Yang hanya perlu kau tahu, aku belum dapat lakukan segala itu. Kutunggu balasanmu, di dalam bayang hati semu.
Salam dariku,
Penimbun rindu

Selasa, 27 Maret 2012

Meutia Elsafira Munggarani


Tau gak seeh? Si Meutia Elsafira Munggarani ini siapa coba? Ada yang bisa tebak? Masa pada gak tau? Dia itu kan calon kandidat terkuat penyanyi terkenal American Idol tahun 2065 lohh!! Dia juga pemenang kuis Who Wants To Be A Millionaire tahun 3387!! Masa gini aja ga ngerti??

Pertama-tama panggil aja dia Muti, kalo gak mau ribet panggil dia Meut. Si dia yang (sepertinya) cute dan chan-chan ini adalah seseorang yang memiliki banyak bakat. Namun sayangnya, bakat- bakatnya kelewat terpendam jauh di bawah garis kemiskinan. Kalo garis hubungannya dia sama saya nih, begini ceritanya.. Neneknya tetangga dari kakak mantan adik kakek paman wali kelas murid teman ayahnya adalah seseorang yang sebenernya juga saya gak ngerti siapa. Dan ibunya adalah budhe saya. Ya, ternyata dia adalah sepupu saya. Dan tak ada hubungannya dengan nenek tetangga dan yang lainnya, maka dari itu gak usah mikir yang ribet-ribet deh :D

Dia ini bersekolah di SMA Negeri 5 Tangerang, Jawa Barat. Pada mulai-mulai akhir tahun ajaran ini, dia berstatus sebagai murid di kelas 10. Artinya, dia junior terbawah-wah-wah-ah-hh dari 2 angkatan senior di atasnya yaitu kelas 11 dan 12. Prestasi di sekolahnya (sepertinya) cemerlang hingga silaunya tak karuan. Bahkan, lebih kinclong daripada kepala botaknya guru saya yang memantulkan cahaya mentari. Tempat tinggalnya? Ya di Tangerang dong, ah! Kalo tepatnya saya lupa, dimana ya.. Dimana.. dimanaa dimanaa?? *Singing's "Lia Teng Teng" Song *

Mau tau yang lainnya? Apa ya? Statusnya? Kayaknya sih udah
taken, man. Dan saat dia saya tanya pilih cowok homo atau cowok bajingan, dia pilih cowok homo, man!! Eh, kalo misal.. Kalo misalnya aja ya.. dia disakitin cowoknya, buat kalian cowok-cowok yang dikatain homo (atau benar2 homo) passs banget nih. Kalo enggak, buat kalian yang setelah sekian lama gak dapet-dapet jodoh, kalian ngaku aja jadi cowok homo yang penyayang dan setia. Saya rekomendasikan si Muti ini nih :D

Kenapa saya rekomendasikan dia? Karena dia orangnya cantik, baik, hemat, rajin menabung, tidak sombong, gemar membaca, ahli menggambar dan mewarnai, juga sangat pintar dalam hal-hal kesehariannya. Sungguh benar-benar tipe cewek ideal kan?? Yang mau
contact person sama dia, klik aja http://www.facebook.com/meutiaelsafira?ref=ts . Dia juga punya twitter, apa ya..? Kalo gak salah @meutiaelsfr deeh.. Eitss!! Jangan lupa follow aku juga di @liaedogawa , twit-twit @liaedogawa bener-bener keren abis dan penuh inspirasi ;'). Oke gitu aja deh. Sekian semuanyaaah~ :*

Sabtu, 10 Maret 2012

Jatuh Bangun Mencari Rp 6.459.000,00 Dalam 2 Jam Bersama Campretto



this photos taken by: Anis Choirunnisa Rachman (Campretto.03)


Tanggal 6 Maret 2012 kemarin adalah hari perjuangan El-Campretto, saudara-saudara. You know what? Hanya agar kami semua se-bus dalam acara Cultural Journey ke Bali bulan Juni (atau Juli, saya gak tau :p) nanti, kami semua jatuh bangun dalam mencari uang sebesar Rp 6.459.000,00. Dan jangan lupa, itu adalah jumlah yang fantastis untuk anak-anak sekolahan seperti kami.

Jadi begini awal mula ceritanya.. bus yang tersedia dari 10 kelas yang ada dari kelas XI IPA dan IPS hanya 7 buah. Dan dari pihak OSIS membuat peraturan bahwa kelas yang pembayaran lunasnya 7 tercepat akan satu bus dan anak-anaknya tidak dipecah, sedangkan 3 kelas terbawah akan benar-benar dipecah untuk masuk ke sisa tempat duduk di bus kelas lain.

Saat malam hari, tanggal 5 Maret 2012 semua anak Kampret diberitahukan dari sms berantai salah seorang anak Kampret yang menyatakan bahwa sudah ada 3 kelas yang melunasi, berarti tinggal tersisa 4 bus. Malam itu, kami masih tenang-tenang saja. Tapi sms yang setiap jam masuk membuat nyali kami ciut, karena ternyata hanya tinggal 2 bus saja. Dan ternyata, berita tersebut tercium oleh salah satu kelas XI IPS lain. Yang membuat kami kejang-kejang adalah, karena salah satu kelas XI IPA sudah melunasi pada pagi harinya. Jadi.. hanya ada 1 buah bus.

Pagi itu, Selasa 6 Maret 2012. Kami masih kekurangan uang Rp 6.459.000,00. Tapi pagi itu kami sedikit terbantu dengan adanya teman-teman lain yang melunasi pada pagi itu. Sehingga tinggal tersisa Rp 4.***.***,00 (saya lupa angka pastinya). Kalau melihat kelas-kelas lain yang sudah lunas, mereka rata-rata jumlah uang yang besar seperti ini ditalangi oleh salah satu anak dari kelas mereka. Sedangkan, pagi itu kami tidak ada yang membawa uang hingga berjuta-juta seperti itu. Lalu, bantuan pertama datang dari beberapa anak yang tidak ikut acara Cultural Journey nanti. Kemudian anak-anak yang lain juga ikut meminjamkan uang kekurangan pelunasan, mereka mengambil hampir seluruh uang jajan di dompet mereka. Juga ada beberapa anak yang menggunakan uang yang seharusnya untuk membayar SPP mereka, seperti Fira (Campretto.04) dan Iza (Campretto.09). Hingga beberapa belas anak yang membantu..

Setelah 2 jam pelajaran matematika berakhir, kami sekelas rapat dadakan lagi karena uangnya masih kurang Rp 2.6***.***,00 dan sementara isi dompet kami sudah terkuras semua. Kami cemas, bingung, bimbang, risau, dan galau. Ternyata Tuhan memberikan kami jalan, ayah dari Anis (Campretto.03) meminjamkan uangnya dengan jumlah lumayan :D.

Saat pelajaran bahasa jawa, banyak dari kami yang menggerombol di belakang kelas untuk membantu menghitung kekurangan uangnya. Dan hal tersebut terlihat oleh sang guru, dan di tegurlah kami semua. Saat masih jam pelajaran bahasa jawa, kami melihat banyak sekali anak-anak dari kelas XI IPS lain yang pulang dan membawa tas. Dan mereka diperbolehkan pulang uang mengambil uang untuk pembayaran itu. Kecemasan kami memuncak, sedangkan kami tidak bisa apa-apa. Akhirnya setelah beberapa menit, bel istirahat pun terdengar. Kami mengadakan rapat dadakan, ternyata masih kurang Rp 500.000,00. Kami semua berpikir, berpikir, dan.. berpikir.

Sebenarnya saat itu kami sedikit pesimis, karena kelas lain sudah bergerak cepat, kami tak bisa apa-apa. Atas saran dari anak Kampret lain, akhirnya saya dan beberapa anak Kampret memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing untuk mengambil uang berhubung rumah saya (Campretto.18) dan Vian (Campretto.35) tidak terlalu jauh dari sekolah. Saya bersama Agil (Campretto.01) ke rumah saya, karena ternyata beliau memiliki kelebihan, yaitu: ngebut. Sedangkan Vian bersama Wahyu (Campretto.37) juga ngebut ke rumahnya. Setelah beberapa menit kemudian, kami sampai di sekolahan.
Di kelas, saya tak melihat Paul (Campretto.19), tapi ternyata Anung (Campretto.05) melihat saya dengan terburu-buru dan mengajak saya lari cepat menuju kelas di bangunan ujung. Saat itu, saya benar-benar menyesal karena sekolah saya sebegitu panjang dan luasnya.

Ternyata juga banyak anak-anak dari salah satu kelas XI IPS tadi yang sedang berlarian pula. Kami jadi seperti adu cepat dengan mereka, tetap optimis walaupun jarak kelas mereka yang lebih dekat dengan kelas bendahara CJ. Adegan kami berdua lari-lari sepanjang koridor saat jam istirahat yang ramai tentu saja menarik perhatian orang-orang, karena kami tabrak sana tabrak sini, tabrak kakak kelas, dan tabrak guru pula.. hiii.. Saat itu kami benar-benar seperti sedang syuting film Mission Impossible yang dikejar Terminator (?) *emang ada gitu?*.

Setelah kelas tersebut terlihat sekitar 20 meter, kami melihat beberapa anak dari kelas XI IPS tadi yang juga berada disana, nyali kami menciut lagi. Tapi, beberapa anak-anak Kampret melambai pada kami dan berteriak-teriak mengelu-elukan nama kami untuk menyambut kedatangan kami. Dan tambah membuat perhatian orang-orang pada kami semua. Lalu kami sampai dan langsung diseret masuk, saya menambah dengan uang yang saya ambil tadi. Lega, karena juga ada buaanyak anak Kampret yang berada disana yang menyetorkan uang jajan mereka yang hingga yang sekecil Rp 1.000,00 lho.

Ternyata anak-anak kelas kami banyak yang berada disana, uang saya yang saya ambil kira-kira, pas untuk menutupi kekurangannya. Setelah beberapa detik, Vian datang membawa uang lagi, tapi telat karena sudah lunas :D. Dan... BINGO! Setelah penghitungan uang selesai, kelas kami dinyatakan lunas 100%! Setelah Paul berjabat tangan dengan bendahara CJ, 3 detik kemudian bendahara XI IPS lain tadi datang dan menyatakan lunas. Tapi untung saja.. Kelas kami terselamatkan dan mendapat bus terakhir :D

Maih menjadi pusat perhatian warga sekolah, kami pulang ke kelas berbondong-bondong dengan rasa bangga dan bersyukur.
Haaseeek bener! :D

Jumat, 24 Februari 2012

EL- CAMPRETTO


Tahukah Anda? EL-CAMPRETTO adalah sebuah perserikatan anak-anak kelas XI IPS 4 di SMA Negeri 1 Purbalingga tahun ajaran 2011/2012. Tahukah Anda kepanjangan dari nama EL-CAMPRETTO itu sendiri? EL-CAMPRETTO ialah Eleven Cocial (Sosial) Empat Prestasi Total. Keren kan? Keren dong! B)


Cara pelafalan EL-CAMPRETTO adalah seperti pengucapan 'Kampret' yang berarti kelelawar, atau dll. Memang, jika dilihat-lihat anak kelasnya memang seperti kampret, tapi itulah yang menjadi daya tarik kelas kami tersendiri. Kelas Campretto periode ini dibimbing oleh Bunda Kampret (sebutan sayang :D), yaitu Ibu Iswati yang masih menjabat sebagai guru geografi dan ibu yang gemar mengingatkan akan bayaran SPP kami. Campretto sendiri beranggotakan 18 siswa dan 19 siswi, sehingga menjadi bertotalkan 37 kampret yang tidak bisa diam dan ada-ada saja ulahnya. Foto di atas di ambil saat pertandingan final untuk Ganesha Cup di lapangan sekolah kami dan akhirnya berhasil menyabet juara 2 antar seluruh kelas X dan kelas XI, bahkan belum mencakup seluruh anggota Kampret yang hadir. Ciri-ciri dari anak Kampret antara lain : 1. Bila terjadi hal apa saja, selalu heboh (lebay) 2. Cenderung bertingkah gila dan sedikit anarkhisme yang konyol 3. Selalu menjunjung tinggi nilai kebersamaan Saran saya; apabila anda bertemu dengan salah satu atau seluruh anak Campretto yang menunjukkan gejala-gejala seperti di atas, minggir dan berikan saja jalan untuk mereka. Niscaya Anda telah melakukan hal yang benar :D

Sabtu, 30 Juli 2011

AGFC Gerobak- Journal's



Sebenarnya saya dipaksa oleh teman-teman untuk menulis cerita perjalanan ini. Baiklah, jika diminta ya saya kerjakan. Kan lumayan juga buat kenangan :)


Sebagai acara perpisahan sehabis nerima raport, kami sebagian anak cewek dari kelas X-6 tahun ajaran 2010/2011 (yang baru-baru ini dinamakan “GEROBAK”, dan nama membernya adalah “PAKU”. “Paku Gerobak”= ‘Para Kuli Gerombolan Bocah Kere’) rencana pergi ke Jogja. Awalnya sih, cuma ide iseng belaka yang tercetus entah dari siapa saat kami menggosip ria. Kita rencana berangkat di minggu ke 2 atau ke 3, disesuaiin sama jadwal anak-anak. Hari liburan pertama, kita kumpul-kumpul sambil jogging pagi (sebenernya cuma jalan santai, bukan jogging pagi) ngerencanain persiapan pergi ke Jogja.

Beberapa dari kita sih, belom berani mengharap acara ini bakal jadi, soalnya kan.. biasanya cuma khayalan buat anak SMA semata. Rencana mula-mula, kita semua berangkat bertujuh. Tapi menjelang hari H, kian lama makin berkurang. Satu orang kecapekan karena habis ngapelin gunung sama ekskulnya. Satu orang ada acara latihan ekskulnya di sekolah. Satu orangnya lagi gak tau kenapa. Sebenernya sih, karena pengaruh keadaan, empat orang dari mereka bakalan pergi di minggu pertama, tanpa aku. Sempet pengin nangis darah sih, gara-gara gak bisa ikut mereka, soalnya aku juga ada acara sendiri di minggu pertama. Tapi ujung-ujungnya, mereka gak jadi pergi. Dengan terpuruk, tiga orang itu cerita ke aku kalo gak jadi ke Jogja. Setelah beberapa kali perjuangan untuk tiga makhluk merana ini, dan bla bla bla sono sini, akhirnya terbentuklah rencana baru. Minggu ke3 nya, Aku, Fira, Egi, Yumna pergi ke Jogja. Tepatnya ya hari Selasa tanggal 5 Juli 2011, tanpa Intan, tanpa Rosna. Sebelumnya, Egi, Yumna, Fira belum persiapan maksimal, takutnya gak jadi pergi lagi kayak sebelumnya, tapi setelah aku yakinin mati-matian, Alhamdulillah mereka percaya juga -,-

Hari pertama. Jam 6 pagi mereka aku suruh cepet-cepet ke rumahku, ngejar bus di terminal, ngejar waktu juga. Akhirnya setelah persiapan ala kadarnya, BAB seperlunya, dan makan sebanyak-banyaknya, kita berangkat ke terminal Purwokerto di antar ayahanda. Habis beli tiket, kita langsung stand by di tempat duduk masing-masing. Aku kebagian duduk sama Egi. Fira sama Yumna dibelakangku. Sambil nungguin bus jalan, si Egi nyetel musik dari hapenya pake headset. Aku palak si Egi, minta dengerin juga headsetnya sebelah. Egi nyetel musik kpop yang dari aku. Dan.. Ternyata 3 lagu itu diputer-puter ulang nyampe 999 kali nyampe bus keluar terminal -,- (gak nyampe segitu dink. saya cuma berlebihan aja kok)

Perjalanannya sungguh sepi dan bikin ngantuk. Yang bisa diliat dari kaca jendela pemandangannya cuma biasa-biasa, sekali-kali ada UFO lewatlah.. Biar perjalanan kami lebih seru dikit gitu.. Yang bikin bete itu si mang supir yang terus-terusan nyetelin musik-musik aliran ga jelas di bus dari Purwokerto nyampe Kebumen =.= Pas lagi damai tenteramnya, si blekok (nama lain Yumna) muntah-muntah. Kontan aja si Fira yang disebelahnya bingung cari plastik kresek kemana-mana. Akhirnya si ibu-ibu yang duduk di seberangnya Egi yang prihatin ngasih Yumna kresek putih. Baunya itu.. duahsyat! sungguh menyengat =,=’ sampe-sampe si Egi di depannya yang gak kenapa-kenapa jadi ikutan muntah. Aku bingung mau ngapain, cuma bisa panik dan berkaget-kaget ria di sebelahnya (maklumilah, terlanjur lola dan somplak).

Disela-sela tragedinya, si Egi bilang ke aku suruh ngambilin plastik. Aku minta plastik ke Yumna di belakang, yang plastiknya rada-rada basah, trus aku langsung kasih si Egi. Awalnya aku gak curiga, cuma akhirnya aku cium bau yang gak enak dari beberapa ujung jariku yang terkena airnya blekok. Ueek.. jadi tergoda pengin muntah juga gara-gara cium bau muntahan >.

Sekali blekok, tetap blekok. Seakan gak puas muntah sekali, si blekok pengin muntah lagi katanya (mabok darat, dia..). Si Fira kewalahan cari plastik lagi, karena keleletan dan ketidak gesitan si Fira, si blekok muntah beneran. Si Egi udah siaga, siap-siap tutup idung peseknya rapet-rapet lagi. Habis itu, bus-nya mendarat di rest area sebentar. Aku sama Yumna turun. Si blekok ngebersihin diri, sedangkan aku HIV (Hasrat Ingin Vivis). Fira sama Egi di dalem bus, sebagai penjaga barang. Habis naik, si Egi berasa pengin muntah lagi. Dia udah mau mulai beraksi sambil pegang plastik kresek keramatnya di depan mulutnya. Siap-siap handuk juga. Terdengar suara-suara aneh dari mulutnya. Aku bingung, jadinya cuma ngeliatin gejala-gejalanya muntah sambil makan jajan yang udah aku buka. Bener-bener kagok ngadepin orang muntah di depan mata =3=. Dia minta ditepukin lehernya. Trus aku tepukin lehernya, eh dia malah ketawa. Kayaknya gak ada yang lucu deh.. Ngeri dia, ketawa-ketawa sendiri =,=

Bus jalan lagi. Duo mabok darat udah tenang, gak mabok-mabokan lagi. Malahan si Egi enak banget tidur sepanjang jalan, sebel banget aku liat mukanya X(. Sedangkan aku, ditelpon sang ibu terus, diancam agar tak tidur biar gak kelewat pas terminal -.- padahal bisa dibilang kedua mataku udah kelap-kelip mulu kayak lampu dugem. Akhirnya, setelah sekian lama, bus-pun mendarat di terminal Jogja. Orang yang njemput sih tadi bilangnya kita disuruh nunggu di depan hotel apa gitu.. Habis nyape terminal dalem, aku nanya-nanya ke setiap orang yang ditemui dijalan tentang letak hotel yang telah disebutkan tadi, persis kayak tluris ndusun masuk metropolitan -.-‘

Akhirnya setelah bertanya-tanya, kita juga jalan kaki sambil bawa tas segede-gede ban truk nyampe ke depan hotel. Sekian lama gak muncul-muncul orangnya, aku telpon aja. Biarlah sekali-kali telpon walau mahal, berkorban pulsa demi tiga anak buah. Yang dikhawatirin itu, aku belum pernah ketemu orang yang bakal njemput kita. Jadi satu-satunya petunjuk mungkin cuma suara dan mobil warna merah yang bakal itu orang pake. Beberapa ratus tahun kemudian.. Maaf, maksud saya: Beberapa menit kemudian.. Muncul mobil carry merah yang bergambarkan terminal tiket. Dengan puedenya, aku langsung jalan dengan anggun diikuti tiga cecunguk tluris tanpa tanya-tanya apa bener itu sopirnya atau bukan. Pas orangnya turun dari mobil trus nyengir n mbukain pintu buat kita, naluri batinku bilang ini bener orangnya. Kalo salah orang kan resikonya penculikan. Tapi mungkin gak ada yang mau nyulik kita, malah susah sendiri penculiknya ntar..

Pas ditanyain mau ke kantor, rumah om, apa SS. Dengan yakin aku bilang SS, soalnya rencana mula kita 3 hari ke depan nginep disitu. Ternyata.. Pas udah nyampe sana kamarnya belum dibersihin, jadinya kita dianterin ke rumah om. Udah nyampe rumah, si Egi terkejut. Bukan karena menang undian sabun colek, bukan karena ngeliat kadal bisa terbang. Tapi karena si Nadhif, sepupuku yang masih TK itu mirip banget sama EO-nya Egi. Katanya versi kecilnya Eo :D Suer deh, Egi kayak tante-tante yang kecantol anak muda. Gemes banget sama Nadhif.

Rencana kita cuma sebentar di rumah om. Habis makan, nonton Seungjo sama Hani, leha-leha, trus pindah ke SS lagi kalo udah dibersihin. Ternyata pas om udah pulang bilang supaya kita nginepnya di rumah aja. Ya udah, jadi oke-oke :D Kita langsung menuju ke kamar atas trus tata-tata. Padahal ayahanda dan ibunda juga ke Jogja di hari yang sama tapi gak bareng sama kita yang naek bus. Jadinya kamar atas sesek-sesekan sama si mami dan Lala, rame orang dah :D

Awalnya, hari pertama kita gak ada rencana kemana-mana, cuma istirahat seharian dirumah. Ternyata si om nawarin nganter ke Malioboro. Jadinya sekitar jam setengah 8 malem kita dianter ke Malioboro. Mereka beli jaket kembar tiga. Yang paling semangat window shopping itu si blekok. Yang lain pada semangat liat-liat, dan yang paling merana ya cuma saya seorang. Tak diberi uang jajan, terpaksa kalo mau jajan ya harus pake tabungan sendiri =,=’ Jadi usahakan jika mengeluarkan uang yang seminim mungkin tapi mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya (jiwa ekonom sejati). Pas udah muter-muterin mall, kita tongkrongan(?) di McD bentar buat beli soft drink sama beef burger :d (mau lagiii). Ditalangin pake duitku dulu, 57.200 berempat. Jadi yang lain harus bayar ke aku 14.300. Pada maksa 14 ribu aja, tapi.. Oh tidak bisa!! Pokoknya harus 14.300, tapi kalo mau bayar 15 ribu juga boleh banget malah xp. Pas udah mau pergi, minumnya si Fira, Egi sama Yumna mau ditinggal karena udah abis, tinggal esnya doang. Lamgsung aku ajari mereka salah satu tips berhemat yang aku buat. Minuman es kalo udah abis dibawa aja, lama-lama es-nya lumayan jadi air putih, buat minum kalo haus nanti XD

Kita keluar mall, jalan di sepanjang jalan Malioboro ke monumen di deket benteng. Aku kira rame orang di depan monumen, ternyata gak rame. Tapi rame banget. Bingung mau ngapain, kan gak mungkin kalo masuk lewat pager monumen. Kan gak banget kalo kita keempat petinggi AGFC mau manjat pager, ntar gak anggun lagi dong. Jadinya kita mau foto-foto gaje aja di luar pager. Pertama, aku yang bagian motret Egi, Yumna, sama Fira. Trus yang kedua, si Fira yang motret aku, Egi, Yumna. Udah aku bilangin, kalo mau motret jangan pencet tombol kamera soalnya tombolnya error, tapi pencet layarnya aja. Gak tau si Fira ndableg apa awam teknologi, tetep aja mencet tombol kameranya -,- Otomatis kita bertiga udah luamaaa banget berpose tapi gak kepotret-potret. Sebel banget rasanya, kan tempatnya rame, diliatin banyak orang lagi -.-

Pas jam 10 malem, kita nunggu di jemput omku sambil duduk-duduk di bangku-bangku depan monumen. Radius 7 meter, ada kelompok pengamen. Karena pada gak mau ngeluarin duit buat ngasih pengamen, kita berempat pindah tempat duduk, yang rada jauh dari jangkauan pengamen-pengamen itu. Eh, ternyata para pengamen itu siap-siap dateng ke area baru kita lagi. Pokoknya, kayak kambing ngepet dikejar orang sedusun. Pindah-pindah tempat duduk terus, padahal tinggal kasih seribu aja mungkin udah damai tenteram. Mungkin ajaran-ajaran tips berhematku udah merasuk mendarah daging mereka XD. Udah yakin pengamen-pengamen itu pergi jauh, kita balik lagi ke tempat semula.

Sambil nungguin jemputan yang belom dateng-dateng karena jalannya macet, kita duduk-duduk di bangku seberang jalan. Gatau mau ngapain, jadinya cuma buka hape-> maen twitter. Pas udah dijemput, si papi ngajakin muter-muter alun-alun. Tadinya rencana mau naek sepeda-sepedaan di alun-alun, tapi berhubung udah jam setengah duabelas, semuanya malah udah pada tepar duluan -,- Akhirnya pulang ke rumah deh. Udah nyampe rumah, malah pada begadang, padahal di mobil udah ngorok duluan tadi. Bilang pada mau begadang sih, tapi lewat jam satu malem mereka udah terbang duluan. Jadi ikutan ngefly deh, daripada ketinggalan(?).

Hari kedua. Kita paginya jalan ke Stadion Maguwoharjo, main kamera sebentar. Terus kita balik lagi sambil cari warung buat sarapan. Kita makan mie sambil ngobrol maju-mundur atas-bawah samping kanan-kiri utara-selatan gak nentu. Habis makan kita balik ke rumah. Istirahat sebentar, terus siangnya kita dianter ke Ambarukmo Plaza. Di drop sang tante (Mbak Diah) di Amplaz. Like as usual, yang paling semangat belanja ya si blekok dan sesepuh (Egi), tapi si Fira juga semangat -.- Pas lagi keliling-keliling, aku di telpon ma si mami. Katanya kita semua musti jalan-jalan seharian di Amplaz karena gak ada yang jemput. Yang kelompok ibu-ibu lagi di malioboro, yang bapak-bapak lagi di kantor, jadi ostosmastis kita gak ada yang jemput kita sebelum sore. Konon, mereka semua shock. Karena mereka semua menganggap jalan-jalan seharian di mall itu lebih menjurus dalam konotasi negatif, padahal sehari itu kan cuma sebentar beud -,-

Kita muter-muter mall udah sekali. Ngelirik ke kanan kiri, pada dapet belanjaan banyak banget. Pada nenteng kresek di tangan kanan kiri. Mborongnya banyak. Bandingin sama aku. Tangan kanan kiri kosong melompong. Yang lain belinya buku, baju, dll. Sedangkan saya, hanya belanja SATU buah PENSIL lho. PENSIL. Yang bisa dimasukkan di dalam kantong celana tanpa ditenteng seperti yang lainnya -,-

Udah muterin mall 3 kali, kita istirahat sebentar di Hokben. Tentu saja pesan paket yang pualing murah. Jadinya kita pilih paket hemat. Yang lain bingung, mau paket hemat yang nomer berapa. Si Yumi sama Fira akhirnya pilih yang nomer 1. Aku ngeliat yang banyak udangnya, di paket 3. Si Egi juga pilih paket 3. Eh gak tau kenapa, si Yumi sama Fira beralih memesan sama seperti yang aku pesan, paket hemat 3. Udah bayar, tinggal makan sambil cuci mata, liat kalo ada makhluk ciptaan Tuhan yang keren B)

Lagi anteng-anteng makan, si Yumi sama Fira ngeliatin daftar menu yang tadi terus, tiba-tiba langsung protes. Mereka bilang sambil nabok aku “Kenapa gak pilih paket yang pertama? Yang pertama lauknya ada 6! Yang ini cuma 4!”. Aku ngelirik daftar menu, emang ada 6 lauknya, harganya sama lagi.. Aku ikut protes “Kok jadi nyalahin aku? Siapa yang suruh kalian ikut-ikut aku?”. Beneran deh, bikin kesel sih mereka -,- Tapi akhirnya.. mereka yang mengalah XD

Habis makan dan memotret sebentar, kita yang dari lantai paling atas turun ke lantai paling bawah buat nemenin Fira beli tas. Habis beli tas, aku ngajakin mereka ke Es Teler 77. Kangen banget sama rasa es telernya :d. Si Fira gak kompakan ah. Yang lainnya beli, tapi dia sendiri malah ga beli. Abis itu kita jalan tak tentu arah lagi. Yumi kena jebakan promosi sang SPG waktu kita lagi jalan. Yang seharusnya diacuhkan aja kalo mau gak beli, si Yumi malah nurutin si SPG, nyampe liat barangnya pula. Aku, Egi, sama Fira yang udah agak jauh nyadar kalo Yumi udah ketinggalan agak jauh di belakang. Egi nyamperin mau ngambil Yumi. Aku sama Fira ngakak di kejauhan liat muka sok polosnya Yumi waktu ditarik-tarik promosinya mbak-mbak SPG. Mungkin kualat atau apa, aku ketawanya keselek. “GROOOOK!!” Nyampe kayak babi ngepet -.- Dan saat itu suara sedang sepi tetapi BANYAK ORANG. Dicatat, BANYAK ORANG dari yang di eskalator nyampe ngeliatin aku semua dengan pandangan yang beragam =.=’ Otomatis si Fira ngakak lebih keras. Sialan -.- Orang-orang masih pada ngeliatin aku. Mukaku mau ditaroh mana?! Sangat gak anggun.

Si Egi sama Yumi ngehampirin kita. Si Yumi dateng dengan raut wajah sok polosnya dan tampang tak berdosa. Pas di ceritain, mereka malah cuma ngetawain aku aja. Gak ngehibur pula =,= Niatnya mau nonton ke 21. Tapi liat filmnya kayaknya gak ada yang menarik hati, jadinya kita keluar lagi. Duduk-duduk sambil gak tau ngapain. Gak lama habis itu, si mami telpon. Katanya mau dijemput. Kita langsung turun lagi. Kalo diitung mungkin udah berapa puluh kali kita naik-turun naik-turun gak jelas gini -.- Kirain langsung pulang. Tapi si mami muter-muter dulu, kita yang ngikutin jadi muter-muter lagi juga. Habis itu kita pulang. Ditanyain masih laper apa gak sama si mami. Aku bilangnya masih laper banget. Tadi kan cuma makan seporsi sama es teler doang. Beloman cukup dong ini perut .__.v

Yang lainnya pada bilang udah kenyang. Tadinya mereka gak mau turun pas udah nyampe warung bakso. Cuma aku paksa-paksa mereka. Akhirnya pada mau juga. Mereka terus-terusan bilang udah kenyang. Mereka udah maklum sama porsi makanku yang konon katanya banyak. Padahal itu aja udah ditahan lapernya. Gimana mau porsi normalnya? :| Habis aku ngehabisin porsinya sepupu kecilku juga, kita langsung ‘go home’. Gak langsung tidur, tapi pada duduk-duduk dulu di lantai bawah. Nggosipin orang yang super ngeselin bin nyebelin *sama aja*. Tadinya pada rencana mau pulang ke Purbalingga besok. Tapi dicegah sama om. Katanya besok pada mau diajakin ke Paris. Mulanya mereka keberatan, soalnya pada disuruh pulang besok, lagian mereka katanya bajunya udah habis. Lama-kelamaan atas bujukanku dan omku, mereka pulang lusa. Habis itu, kita kita ke kamar atas dan langsung tidur.

Hari ketiga. Kita paginya diajakin om sama papi ke Pizza Hut. Pokoknya lebih banyak wisata kulinernya daripada jalan-jalan ke mallnya deh :d Habis itu, kita jalan kaki ke Gramedia. Liat-liat sebentar, terus ke Galleria Mall. Seperti yang sudah-sudah. Si blekok-lah yang paling semangat belanja. Yang lain gak belanja, mungkin udah pada tekor. Saya? Apa sih yang bisa dibanggakan dari duit celengan yang cuma sedikit? Karena selama ini saya menabung di kantong, jadi mudah diambil :p

Habis itu kita dijemput dan langsung perjalanan ke Paris bareng sama seluruh anggota keluargaku yang di Jogja juga. Pas udah nyampe sana, kita langsung pasang pose. Yang lebih banyak motret daripada dipotret ya aku ini. Tragis banget nasibku T_T Pemandangan pantai sore-sore itu emang cocok banget buat diabadikan dari balik kamera. Di langit barat bagus banget liat sunsetnya. Bagusnya itu gak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tuhan emang Maha Besar :’) Kita bikin istana pasir dan nulis-nulis gak jelas tentang AGFC juga di pasir (kita gak nulis tentang ‘Gerobak’ karena ‘Gerobak’ belum dibentuk dan disahkan secara resmi waktu itu). Kita juga udah mengesahkan pada hari Kamis tanggal 7 Juli 2011 jam 17.56.37 WIB akan petinggi AGFC. Dan saat itu telah disahkan petinggi AGFC ada 4 orang :) Habis selese maen di pante, anak-anak kecil pada bilas karena habis main air. Eh si Egi, orang mabok laut itu kan biasanya muntah-muntah. Si Egi malah beol waktu di sana. Sempet-sempetnya buang begituan pas di pante XD

Mataharinya udah bener-bener tenggelam. Kita perjalanan balik, ke Bumbu Desa dulu. Biasa, makan-makan :) Si Lala mabok laut beneran. Dia muntah-muntah, sedikit ngenain bajunya Fira juga. Habis makan kita pulang. Dan ngobrol-ngobrol sebentar dan jatuh tertidur. Rasanya waktu itu kalo kita lagi seneng cepet banget berlalu. Ya kayak kita ini. Perasaan baru kemaren jadi bolang, besok mereka bertiga udah pada pulang :)

Hari keempat, si Egi sama Yumi bangun duluan. Si Fira gak sopan, si mami udah bangun mau beres-beres kamar, si Fira malah belom bangun, diliatin sama si mami deh tu anak XD Kalo aku bangun siangan dikit gak apa lah, yang penting bukan di rumah orang inih :p

Pagi itu mereka pada sibuk buat siap-siap pulang, pada nurunin tas. Aku gak ikut pulang bareng mereka. Jadinya mereka bertiga aja. Habis mereka pamit, aku, papi, sama Nabil (sepupu kecilku) nganterin mereka ke teriminal. Habis pesen karcis, mereka langsung naik. Aku ngeliat mereka yang di bus dari bawah. Dan mereka melambaikan tangan tanda perpisahan setelah 3 hari bersama ini. Habis itu aku balik sama papi n Nabil ke rumah. Selamat sampai tujuan ya kawan.. :’)

Senin, 20 Juni 2011

Fotografer Abal








Numpang mejeng foto ya.. Maklum, masih abal. Karena saya hanya orang awam yang sama sekali tidak tahu tentang dunia per-photography-an. Semuanya hanya saya ambil dan saya edit seperlunya menurut selera, ehehe XP